Selamat Datang Di Blog MOCHAMMAD WISNU, kalian yang hobi dengan OTOMOTIF bisa melihat-liat di blog MOCHAMMAD WISNU tips dan trik, semoga bisa Bermanfa'at, Thx buat MotorPlus, Tahu lebih, Lebih tahu Salam BIKERS

Minggu, 15 Mei 2011

Jurus Taklukan Trek Lurus



OTOMOTIFNET - Salah satu pembesut Honda Tiger Revo yang doyan turing, Hannie Adnan, punya masalah dengan jalur yang biasa dia lalui saban hari. Bukan soal jalan berlubang, tapi lantaran didominasi trek lurus yang membutuhkan nafas panjang. Faktanya, nafas motor anggota Motor Tiger Club ini pendek-pendek.

Untuk menaikkan performa, Adnan, menyerahkan Tiger Revo-nya pada Untung Basuki pemilik bengkel Moro Motor di Jl. Masjid IX No. 59 Sudimara Timur, Ciledug.

Setelah dioprek Untung, Adnan merasa puas. “Nafas mesin jadi panjang-panjang, di trek lurus terasa tak habis-habis,” jujur pria berbadan kekar ini.

Kala diukur pakai dynamometer Dyno Jet milik Sportisi Motorsport (SM) pun terlihat jelas dari grafiknya. Walaupun terlihat bergerigi, yang menurut Wahyu Dwinanto dari SM, menandakan terlalu basah. Powerband terlihat luas, merata dari 7.700- 9.300 rpm. Sedang puncaknya sebesar 17,11 dk di 8.600 rpm. Torsi 15,3 Nm/6.500 rpm.

Sedang tenaga standar Tiger tercatat 14,79 dk/7.500 rpm. Torsinya 14,19 Nm/7.200 rpm. Artinya tenaga meningkat 2,32 dk dan torsi 1,11 Nm. Menariknya lagi, torsi maksimal diraih di putaran lebih rendah, artinya tarikan pada putaran bawah pun tergolong masih lumayan.

Oh ya, sebagai catatan, saat pengukuran besutan bertabur airbrush ini, kaki-kaki sudah tak standar. Ban belakang pakai ukuran 150, artinya lebih besar 5 cm dari standarnya yang hanya 100. Yang artinya lagi, beban yang ditanggung mesin lebih berat. Akan lain hasilnya jika masih pakai ban standar. “Yah standar turing kan pakai ban lebar,” kilah Adnan.

Knalpot custom, tampang keren performa gahar

Piston GL Pro Neo Tech, untuk menaikan perbandingan kompresi
Nah, artikel ini tentu bisa jadi panduan MRTF (Mr. Testo Friends) yang tanya-tanya upgrade besutan sejenis lewat email (mr.testo10@gmail.com) atau facebook: Tester Otomotif.

Pengin tahu kan, ubahan yang dilakukan Untung? Yuk dibantu, prok… prok… prok… jadi apa? Hehehe…

Kepala Silinder
Menurut mekanik berputra 3 ini hanya mengalami porting & polish. Diawali dari intake manifold, sampai seating klep. Demikian juga bagian lubang exhaust.

Piston
Penggantian seher ditujukan buat meningkatkan perbandingan kompresi. Pilihannya milik Honda GL Pro Neo Tech. Namun pemasangan tak asal tancap, coakan klep mesti diperdalam sekitar 1,5 mm biar tak berbenturan dengan klep.

Lalu bibir piston juga dibubut melingkar. Hal itu agar kompresi tak ketinggian. “Jika dibiarkan pasti ngelitik,” jelasnya. Sayang berapa perbandingan kompresinya kini, Untung tak menghitungnya.

Noken As
Pengatur timing noken as ini, jadi salah satu kuncian garapan mekanik mantan instruktur Honda Training Center ini. “Bagian timing bebas dipapas 1,5 mm,” ujarnya. Efeknya tentu saja lift meningkat tajam.

Karburator
Di-reamer jadi 30 mm, dari aslinya 26 mm. Sehingga pasokannya ke ruang bakar pun lebih banyak, seiring daya isap yang juga naik.

Knalpot
Bawaan motor hanya dipakai lehernya, sedang silencer custom buatan pria yang hobi turing ini. Bentuknya khas, mirip bambu runcing.

Pengapian 
Milik aslinya yang pakai sistem AC diubah ke DC. CDI pakai milik Suzuki Shogun, yang terkenal tanpa limiter, sehingga menunjang nafas mesin agar bisa berkitir lebih tinggi. Agar arus di aki selalu terjaga, sepul pun dimodif, “Seluruhnya digulung ulang, yang aslinya untuk pengapian dihilangkan,” tutupnya.

Part dan Jasa :
Paket piston+ring, papas noken as, reamer karbu dan jasa : Rp 1.000.000

Knalpot : Rp 325.000, CDI Suzuki Shogun: Rp 325.000

Gulung ulang sepul: Rp 175.000. Total : Rp 1.825.000

Data performa :
standar upgradekenaikan

Tenaga14,79 dk/7.500 rpm17,11 dk/8.600 rpm2,32 dk

Torsi14,19 Nm/7.200 rpm15,3 Nm/6.500 rpm1,11 Nm

Moro Motor : 021-7335180/08128101089

Tidak ada komentar: